Program Studi Doktor Ilmu Farmasi (S3), Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP) menambah kembali daftar doktor lulusannya. Hal ini setelah Ana Yulyana berhasil menyandang gelar doktor ilmu farmasi yang ke-11. Ana sukses mempertahankan disertasinya mengenai “Buah Cantigi Ungu dari lereng Gunung Tangkuban Parahu dan Gunung Papandayan sebagai Antisindrom Metabolik”, pada sidang terbuka, di Aula FFUP, Rabu (23/8).
Penelitian Ana pada buah cantigi ungu menghasilkan keterbaruan yang bermanfaat pada dunia kesehatan. Yaitu membuktikan adanya potensi antisindrom metabolik yaitu sebagai antioksidan, diabetes, antilipase, serta antihipertensi dari buah cantigi yang berwarna ungu dan tumbuh di lereng Gunung Papandayan serta Tangkuban Parahu.
Menurut Ana, buah cantigi diharapkan dapat menjadi obat herbal terstandar yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko terjadinya obesitas, penyakit hipertensi, serta hiperlipid. “Indonesia yang sungguh kaya akan tanaman obat sudah semestinya menggali terus potensi manfaat dan dibuktikan dengan data ilmiah,” ucap Ana.
Hasil penelitian Ana dituangkan dalam disertasi yang berjudul “Potensi Ekstrak Etanol 70 Persen Buah Cantigi Ungu (Vaccinium varingiaefolium (Bl.) Miq.) sebagai Antisindrom Metabolik”.
“Cantigi merupakan perdu yang tumbuh di tanah tandus dan asam seperti lereng gunung. Meskipun minim nutrisi, daun dan buah cantigi dari hasil penelitian terbukti memiliki banyak manfaat,” jelas Ana.
Peneliti juga mengungkapkan, profil senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol 70 persen buah cantigi yang dominan adalah asam klorogenat, umbelliferon, kuersetin, malvidin dan golongan antosianin.
Lulus dengan pujian diberikan kepada peneliti Ana Yulyana pada sidang promosi doktor yang dipimpin Prof Dian Ratih, dengan anggota penguji terdiri dari Prof Ratna Djamil, Prof Ros Sumarny, Yesi Desmiaty, dan Prof Muhammad Taher Bakhtiar (International Islamic University Malaysia). Bertindak sebagai Promotor adalah Prof Syamsudin, Ko-Promotor I Chaidir (BRIN/FFUP), Ko-Promotor II Prof Partomuan Simanjuntak.