Dua ukuran yang umum dipakai untuk menghitung intensitas latih (exercise intensity) adalah asupan oksigen (oxygen intake) dan detak jantung (heart rate). Asupan oksigen adalah jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh saat respirasi. Asupan oksigen per kilogram berat badan per menit (disebut sebagai VO2) dapat dipakai untuk menghitung intensitas latihan. Pengukuran VO2 memerlukan keahlian dan alat yang rumit dan besar. Detak jantung (heart rate; HR) seringkali juga dipakai untuk menghitung intensitas latihan. Pengukuran detak jantung mudah dilakukan dengan alat yang lebih kecil dan mudah dilakukan, sehingga penggunaan rumus detak jantung lebih sering dipakai untuk penggunaan awam. Salah satu rumus yang sering dipakai adalah Rumus Karvonen. Rumus ini sering digunakan dalam bidang latihan fisik dan rehabilitasi medik.

Salah satu variabel pada rumus Karvonen adalah detak jantung maksimum (HR max), yaitu detak jantung tertentu yang dicapai seseorang saat dia memacu tubuhnya sampai dengan batas ketahanan fisiknya. Pengukuran HR max secara langsung pada seseorang akan menimbulkan beban fisik yang berat untuk seseorang, sehingga perlu dipakai suatu rumus tertentu untuk memperkirakan HR max.

Rumus yang biasa dipakai adalah: HR max = 220 – umur

Umur di atas adalah umur pasien. Rumus di atas hanya merupakan pendekatan, tidak selalu secara tepat menentukan HR max. Selain rumus di atas, masih ada beberapa rumus lain dengan akurasi yang berbeda-beda. Secara umum kelemahan rumus-rumus semacam ini adalah terlalu berpatokan pada umur, dan tidak memperhitungkan situasi populasi umum yang ada.

 

She, J., Nakamura, H., Makino, K. et al. Selection of suitable maximum-heart-rate formulas for use with Karvonen formula to calculate exercise intensity. Int. J. Autom. Comput. (2015) 12: 62. https://doi.org/10.1007/s11633-014-0824-3

Share :

PreviousEfek Penggunaan Antibiotic Growth Promoter Pada Kesehatan Manusia NextSelamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah
%d bloggers like this: