Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP) selama 4 bulan di MTs Negeri 41 Al Azhar Asy-Syarif Jakarta Selatan menjadi salah satu bentuk komitmen institusi dalam menguatkan literasi sains, etika penelitian, dan keterampilan ilmiah bagi siswa tingkat menengah. Mengusung tema “Pendampingan Riset untuk Penguatan Keterampilan Ilmiah dan Inovasi Sains”, kegiatan ini dirancang untuk menjembatani kebutuhan pendidikan sains berbasis riset dengan kompetensi yang diharapkan pada generasi muda, khususnya siswa MTs yang mulai dikenalkan pada dunia penelitian melalui pembelajaran IPA, lomba ilmiah remaja, maupun kegiatan ekstrakurikuler berbasis sains.

Program ini diinisiasi oleh tim dosen Fakultas Farmasi Universitas Pancasila yang terdiri atas apt. Diah Kartika Pratami, M.Farm; apt. Gumilar Adhi Nugroho, M.Si(herb); dan apt. Safira Nafisa, M.Si, serta didukung oleh tim mahasiswa yaitu Diah Nurul Qolbi Salasatun, Zulfa Alia Mukhtar, Davina Savitri, Kelly, dan Shelomita Juriah Nurazis yang telah berhasil menjadi finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Kolaborasi antara para dosen dan mahasiswa ini menghadirkan pengalaman belajar yang lebih aplikatif, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan siswa sebagai peneliti pemula. Kehadiran mahasiswa PIMNAS memberi nilai tambah karena mereka mampu berbagi pengalaman langsung mengenai proses riset, penyusunan proposal ilmiah, pengolahan data, hingga strategi memenangkan kompetisi ilmiah tingkat nasional. Kegiatan ini terselenggara atas pendanaan program Hibah Insentif FFUP.

Pembukaan kegiatan PKM dimulai pada tanggal 15 November 2025. Kegiatan diawali dengan sambutan dari Ustadz Dzulfiqor Ali Akbar, M. Pd dari MTs Negeri 41 Al Azhar Asy-Syarif. Beliau menyampaikan apresiasi kepada Fakultas Farmasi Universitas Pancasila atas inisiatif dan kontribusinya dalam membimbing siswa untuk lebih mengenal metodologi penelitian sejak dini. Dalam sambutannya, pihak madrasah juga menegaskan bahwa peningkatan literasi riset merupakan kebutuhan mendesak, mengingat kurikulum berbasis proyek (Project Based Learning) dan pembelajaran IPA saat ini menuntut siswa untuk berpikir kritis, terampil menyusun pertanyaan penelitian, serta mampu menyajikan temuan secara sistematis. Kolaborasi seperti ini dinilai sangat strategis untuk memperkuat kesiapan siswa menghadapi tantangan kompetisi akademik di masa depan.

Materi utama dalam pembekalan riset ini dibagi menjadi tiga sesi besar. Sesi pertama membahas etika penelitian pemula dengan subjek manusia dan hewan, yang disampaikan dengan pendekatan sederhana namun tetap sesuai standar keilmuan. Para pemateri menjelaskan bahwa riset—baik yang dilakukan oleh siswa maupun peneliti profesional—harus menjunjung tinggi prinsip kesejahteraan subjek, keamanan dalam prosedur, serta penghormatan terhadap privasi dan hak individu. Penjelasan mengenai perbedaan perlakuan etis terhadap subjek manusia dan hewan dibahas secara rinci, termasuk pentingnya informed consent, menjaga kerahasiaan data, meminimalkan risiko, serta penggunaan hewan uji yang sesuai dengan 3R (Replacement, Reduction, Refinement). Para siswa diberikan contoh konkret situasi penelitian sederhana yang sering dilakukan dalam perlombaan karya ilmiah remaja, sehingga mereka dapat memahami aspek etis yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan eksperimen.

Sesi kedua berfokus pada cara membuat laporan dan karya tulis ilmiah, termasuk struktur penulisan, cara menyusun latar belakang yang logis, metode yang terukur, analisis hasil yang berbasis data, serta pembahasan yang berpijak pada literatur ilmiah. Para pemateri menekankan pentingnya ketelitian dan kejujuran akademik dalam menyusun karya tulis, terutama dalam pengutipan referensi dan penyajian data. Mahasiswa PIMNAS turut memberikan panduan praktis berdasarkan pengalaman mereka, seperti cara memilih topik yang relevan, strategi melakukan tinjauan literatur dengan efisien, hingga teknik menyusun argumen ilmiah yang kuat. Contoh laporan penelitian yang pernah memenangkan kompetisi dipaparkan secara ilustratif untuk memberi gambaran nyata kepada peserta mengenai standar penulisan yang baik.

Sesi ketiga merupakan sesi yang paling interaktif, yaitu pelatihan presentasi ilmiah dan pembuatan poster yang efektif serta eye-catching. Materi mencakup unsur penting komunikasi ilmiah, mulai dari pembukaan presentasi yang menarik, penggunaan visualisasi data, narasi yang runtut, hingga teknik berbicara di depan umum dengan percaya diri. Peserta diajak mengenali kesalahan umum yang sering terjadi, seperti penggunaan teks yang terlalu padat, grafik yang tidak terbaca, atau visual tanpa makna. Selain itu, mahasiswa PIMNAS mempraktikkan langsung cara mendesain poster ilmiah digital yang informatif dengan memanfaatkan prinsip tata letak, hierarki visual, kontras warna, serta teknik ringkas dalam menampilkan data. Siswa tampak sangat antusias saat diminta mencoba menyusun mini-poster berbasis temuan sederhana yang mereka miliki di kelas IPA, sehingga suasana sesi berlangsung dinamis dan aplikatif.

Seluruh rangkaian kegiatan ini tidak hanya bertujuan memperkenalkan konsep riset kepada siswa, tetapi juga menanamkan pemahaman bahwa sains merupakan proses yang dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk oleh pelajar tingkat menengah, selama mengikuti prosedur yang tepat dan etis. Pendekatan pendampingan ini menjadi strategi penting untuk membangun budaya riset sejak dini, terutama di tengah meningkatnya tuntutan keterampilan analitis dan literasi sains dalam pendidikan modern. Melalui contoh, simulasi, dan diskusi, siswa diarahkan untuk melihat penelitian bukan sebagai kegiatan yang menakutkan, tetapi sebagai proses eksplorasi yang menyenangkan dan bermakna.

Kegiatan PKM ditutup dengan sesi tanya jawab serta refleksi bersama antara siswa, guru, dan tim pengabdian. Banyak siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai ide penelitian, teknik eksperimen sederhana, serta cara memulai proyek ilmiah di sekolah. Guru pendamping IPA yang menghadiri acara juga menyampaikan bahwa materi yang diberikan sangat membantu untuk memperkaya pengajaran penelitian di kelas. Mereka berharap kolaborasi dengan FFUP dapat terus berlanjut, baik dalam bentuk pelatihan lanjutan, pendampingan lomba, maupun penguatan literasi sains di sekolah.

Secara keseluruhan, kegiatan PKM ini menjadi bukti nyata peran universitas dalam memberdayakan masyarakat melalui ilmu pengetahuan, khususnya dalam memperkuat kepercayaan diri siswa untuk berkarya di bidang sains. Melalui pendampingan yang sistematis dan berbasis pengalaman, FFUP berhasil mendorong lahirnya generasi muda yang lebih siap menghadapi tantangan penelitian dan inovasi. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai bagian dari komitmen Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta sebagai kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan dan kompetensi sains di Indonesia.

Share :

PreviousBPOM Sosialisasikan Akses Data Publik kepada Sivitas Akademika UP