Universitas Pancasila (UP) menggelar Wisuda Semester Gasal Tahun Akademik 2024/2025 pada Selasa (20/5) dengan meluluskan sebanyak 896 wisudawan dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari program D3, S1, S2, S3 hingga profesi Apoteker. Sebanyak 176 wisudawan di antaranya berasal dari Fakultas Farmasi. Acara digelar secara khidmat dengan mengusung tema “Generasi Muda Cerdas Berintegritas untuk Indonesia Emas.”

Wisuda kali ini turut dihadiri Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Prof. Taruna Ikrar yang juga menyampaikan orasi ilmiah, serta memberikan inspirasi dan dorongan kepada para lulusan agar berkontribusi nyata di bidang kesehatan dan perlindungan masyarakat. Hadir pula Plt. Kepala LLDIKTI Wilayah III, Tri Munanto; Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP), Siswono Yudo Husodo; jajaran pengurus yayasan, pimpinan fakultas, serta seluruh sivitas akademika UP.

Dalam sambutannya, Pjs. Rektor UP, Prof. Adnan Hamid menekankan bahwa wisuda bukanlah akhir dari proses pendidikan, melainkan awal dari pengabdian kepada masyarakat. Ia juga mengajak para lulusan untuk terus mengembangkan semangat belajar sepanjang hayat serta daya juang yang tinggi dalam menghadapi tantangan global. “Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah,” ujar Prof. Adnan mengutip Presiden ke-3 RI, B.J. Habibie, sambil mengingatkan pentingnya menjadi pelopor dalam membumikan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat.

Momentum wisuda ini juga menjadi ajang refleksi capaian Universitas Pancasila yang kini menginjak usia ke-59. Dengan akreditasi institusi “Unggul”, UP dinobatkan sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di Jakarta versi UI GreenMetric 2024, dan menduduki peringkat ke-14 nasional dalam indeks SINTA. Tak hanya itu, mahasiswa UP juga mengukir prestasi di berbagai ajang internasional seperti World Science Environment Engineering Competition (WSEEC), Thailand International Choral Festival, hingga Jakarta International Science Fair.

Lebih lanjut, Prof. Adnan menegaskan bahwa penerapan ilmu pengetahuan harus selalu berlandaskan etika dan moral. Nilai-nilai luhur Pancasila, ujarnya, harus terus menjadi pedoman utama dalam berpikir dan bertindak.

Sementara itu, Ketua Pembina YPPUP, Siswono Yudo Husodo dalam pidatonya menyampaikan pesan inspiratif kepada para lulusan agar siap menghadapi dunia kerja yang kian kompetitif di era global. Ia menyoroti pentingnya semangat kerja, motivasi pencapaian, dan inovasi. Menurutnya, persaingan kini tidak lagi terbatas di dalam negeri, melainkan meluas ke skala internasional.

“Dengan lebih dari 9 juta tenaga kerja Indonesia yang tersebar di luar negeri dan sekitar 400 ribu pekerja asing di Indonesia, lulusan dituntut untuk memperluas kompetensi, termasuk penguasaan bahasa asing seperti Mandarin, Jepang, Korea, dan tentu saja Bahasa Inggris,” ujarnya.

Siswono juga menyampaikan optimismenya terhadap prospek Indonesia dalam ekonomi global. Ia menyebut, pada tahun 2035 Indonesia diperkirakan menempati peringkat ke-8 atau ke-9 sebagai kekuatan ekonomi terbesar dunia, seiring pergeseran pusat ekonomi global ke kawasan Asia. Ia mendorong generasi muda untuk memanfaatkan peluang tersebut, terutama di sektor-sektor strategis seperti manufaktur yang diprediksi menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Tak hanya itu, Siswono juga menegaskan pentingnya pembelajaran berkelanjutan. “Dunia tengah berubah dengan sangat cepat. Belajar tidak hanya di ruang kuliah, tapi juga lewat pengalaman hidup. Belajarlah sambil bekerja, dan bekerjalah sambil terus belajar,” pesannya.

Di sisi lain, Prof. Taruna Ikrar dalam orasi ilmiahnya menekankan bahwa kualitas sumber daya manusia menjadi faktor kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Ia menyoroti sejumlah tantangan utama seperti stunting dan penyakit tidak menular, serta peluang besar seperti bonus demografi dan peningkatan indeks pembangunan manusia.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya peran BPOM dalam memastikan keamanan produk obat dan makanan, melalui pendekatan berbasis teknologi dan inovasi, serta kemitraan dengan perguruan tinggi. Hingga Mei 2025, BPOM telah menjalin kerja sama dengan 179 universitas dalam rangka mempercepat hilirisasi riset dan mendorong kemandirian nasional di sektor obat dan makanan.

Menurut Prof. Taruna, generasi muda memiliki peran strategis dalam membangun budaya mutu (quality culture) yang diperlukan untuk mempercepat tercapainya visi Indonesia Emas. Dengan mengintegrasikan teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, dan bioteknologi, para lulusan diharapkan mampu menciptakan inovasi yang berdampak luas bagi masyarakat dan perekonomian nasional.

Share :

PreviousFakultas Farmasi Universitas Pancasila Berkolaborasi dengan IYSA Gelar Kompetisi Inovasi Sains Internasional “The 5th WSEEC 2025” NextWSEEC 2025: Universitas Pancasila Jadi Tuan Rumah Awarding Ceremony, 370 Tim dari 14 Negara Tunjukkan Inovasi Sains dan Teknologi