THAILAND Inventor’s Day didirikan untuk memamerkan penemuan sekaligus inovasi potensial yang menarik dari penemu serta inovator internasional dari mahasiswa, akademisi, dan perusahaan. Pameran ini dikenal dengan Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx).

Kegiatan itu berlangsung pada 2-6 Februari 2023 diikuti oleh 24 negara. National Research Council of Thailand (NRCT) menjadi pihak penyelenggara dan pendanaan untuk dapat dikembangkan invensi yang terbaik.

Salah satu mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (Prodi S3 FFUP), yakni apt. Greesty Finotory Swandiny, M.Farm. dengan promotor Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed. mengikuti perlombaan Inventor’s Thailand Day 2023. Dalam kegiatan ini diikuti 24 negara yakni Tiongkok, Kroasia, Kanada, Singapura, Filipina, Indonesia, Korea Selatan, Inggris, Jepang, Taiwan, Thailand, Romania, Sudan, Polandia, Saudi Arabia, Laos, Iran, Hong Kong, UEA, Mesir, Bostova, India, Malaysia, dan Iran.

Invensi yang dibawakan yaitu poliherbal dari Channa striata, Curcuma xanthorrhiza, dan Moringa oleifera as nutraceutical made from natural ingredients, poliherbal dari local ingredients and local farmers for hepatoprotector, immunomodulator, adaptogenic applicants and antidiabetic, dan formulation polyherbal for novel drug delivery system. Dalam kegiatan ini, Prodi S3 FFUP memenangkan kategori di antaranya Special Award for Outstanding Performance and Display Commenced by The Idea untuk invensi ke-1, 2, dan 3 yang diberikan oleh The Egyptian Society for Women and Youth Inventor; Best Invention Presentation untuk invensi ke-1, 2, dan 3; Special Prize for excellent invention exhibited at the 2023 IPITEx untuk invensi ke-3 yang diberikan oleh Korea Invention Promotion Association; Gold Medal untuk invensi ke-1 dan ke-3; dan Silver Medal untuk invensi ke-2. Total penghargaan yang diperoleh 10. “Hal ini tentu saja sangat membanggakan karena prestasi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila khususnya Prodi S3 FFUP,” ujar Ketua Program Studi S3 FFUP Dr.rer.nat.apt. Deni Rahmat, M.Si dalam keterangan tertulis, Kamis (9/2).

Tim inventor mendapatkan juri yang ahli di bidangnya. Salah satunya ialah Assoc. Prof. Dr. Pharkphoom Panichayupakaranant dari Prince of Songkla University, Thailand, akademisi bidang farmasi bahan alam. Saat penjurian itu berlangsung, ia mengatakan bahwa metode ekstraksi yang dipilih sangat menarik dalam pemprosesan ekstrak menggunakan teknik low temperature and low pressure extraction dengan menggunakan enzim. Tujuan teknik ini untuk membuat ukuran partikel ekstrak lebih kecil (small molecule drugs) dan menjaga zat aktif tetap stabil. Paten proses ini menggunakan reaksi enzimatik yang dapat memutus ikatan protein lebih aktif sehingga sistem penghantaran obat tercapai dengan baik ke sel target.

Urgensi penilaian tersebut juga turut dinilai oleh juri lain yakni Asooc. Prof. Dr. Siros Tongchure dari Chandrakasem Rajabhat University, Thailand bidang Agriculture and Life Science. Invensi memiliki nilai tinggi karena menggunakan sumber alam asli negara Indonesia yang sangat dikenal memiliki sumber daya alam yang dapat bermanfaat bagi kesehatan. Dari pihak NRCT sangat menyambut baik seluruh invensi yang dibawakan oleh seluruh peserta. (OL-14)

Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/556882/prodi-s3-fakultas-farmasi-universitas-pancasila-raih-penghargaan-ipitex

Share :

PreviousFFUP Jalin Kerjasama Dengan Fakultas Farmasi Universitas Mahidol NextPokja Estimasi Mutu Obat ke-2 STARmeds