Dalam sidang disertasi itu, Sondang mengangkat tema Optimalisasi Metode Evaluasi Penggunaan, Mutu, Biaya Antibiotik pada Pasien Pneumonia di Rumah Sakit. Ia dapat mempertahankan disertasinya dihadapan sejumlah penguji guru besar FFUP, yakni Prof Yusi Anggriani, Prof Shirly Kumala,Sahat Saragi, dan Woro Rukmi dari FK UGM.

“Penyakit yang diangkat adalah pneumonia, karena berdasarkan data riskesdas terdapat peningkatan mortalitas, dan kasus pneumonia di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara,” katanya dikutip dari keterangan tertulis yang diterima pada Selasa, 5 Maret 2024. Sondang menjelaskan, pengobatan utama pneumonia adalah antibiotik.

“Dengan demikian, penelitian mengamati kuantitas penggunaan antibiotik, mutu serta biaya yang dilakukan di empat rumah sakit dengan dua provinsi berbeda, yaitu di NTB dan di Jakarta,” ujarnya.

Sondang mengungkapkan, hasil penelitian yang didapatkan dari karakteristik pasien, diperoleh hasil yang sama dengan karakteristik pasien pneumonia di Indonesia.

“Kuantitas penggunaan antibiotik juga memberikan hasil yang sama di masing-masing rumah sakit, namun biaya terdapat perbedaan, hal ini dikarenakan perbedaan klaim INA CBGs.”

Kemudian, lanjut Sondang, yang menjadi highlight adalah terdapat hasil pemeriksaan mutu mikrobiologi yang memberikan hasil resistensi terhadap seftriakson di empat rumah sakit dengan bakteri K pneumonia.

“Itu didukung dengan data yang lain dan beberapa penelitian menyebutkan tingginya resistensi seftriakson terhadap beberapa mikroorganisme,” ujarnya.

Lebih lanjut dirinya mengungakapkan, menjamin mutu antibiotik sudah dilakukan oleh BPOM dengan post market. Berdasarkan hasil penelitian, Sondang memberikan saran kepada pemangku kebijakan seperti BPOM untuk menambahkan uji mikrobiologi pada sediaan antibiotik.

“Ini penting agar mutu tetap terjamin dan hal ini menjadi kebaharuan pada penelitian ini,” katanya.

Berkat disertasinya itu, Sondang Khairani meraih gelar dengan pujian dan lulus tepat waktu 6 semester.
Ia adalah lulusan ke-17 pada Program Studi Doktor FFUP, dan menjadi doktor pertama pada peminatan Farmasi Klinis Komunitas.

Sidang terbuka dilaksanakan di Aula lantai 4 Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta Selatan.

Sumber: https://siap.viva.co.id/news/5862-indonesia-menempati-urutan-tertinggi-kasus-pneumonia-di-asia-tenggara-ini-solusi-peneliti-ffup

Share :

PreviousKajian Metabolomik Bisa Bantu Pengembangan Obat Herbal NextFakultas Farmasi Universitas Pancasila Gandeng Startup Pharmacy Cone Group dalam Improvement Sektor Ekosistem Apotek
%d bloggers like this: